Yunus[lower-alpha 1] adalah sebuah nama dalam
Tanakh atau
Perjanjian Lama yang diberikan pada seorang
nabi di utara
Kerajaan Israel pada kisaran abad ke-8
Sebelum Masehi. Ia adalah tokoh utama dalam
Kitab Yunus. Menurut kitab tersebut, ia dipanggil oleh
Tuhan untuk pergi ke
Niniwe dan mengingatkan penduduknya akan datangnya
murka Tuhan. Namun, bukannya melaksanakan perintah Tuhan, Yunus malah naik kapal yang menuju
Tarsis. Saat kapal itu terjebak dalam badai, Yunus memerintahkan awak kapal untuk membuangnya ke laut, dan ia lalu ditelan oleh seekor ikan raksasa. Tiga hari kemudian, setelah Yunus setuju untuk pergi ke Niniwe, ikan tersebut memuntahkannya di pantai. Yunus berhasil meyakinkan seisi kota Niniwe untuk bertobat, tetapi ia lalu menunggu di luar batas kota sambil menantikan kehancuran Niniwe. Tuhan melindungi Yunus dari terik matahari dengan pohon jarak (dalam bahasa Ibrani
kikayon), tetapi Tuhan lalu mengirim seekor ulat yang membuat pohon tersebut layu. Saat Yunus mengeluh tentang panas terik yang dirasakannya, Tuhan justru menegur dia.Dalam
Yudaisme, kisah Yunus mencerminkan ajaran tentang
teshuva, yakni kemungkinan untuk bertobat dan diampuni oleh Tuhan. Dalam Kitab
Perjanjian Baru,
Yesus menyebut diri "lebih besar dari Yunus" dan menjanjikan akan adanya "tanda Yunus" (yakni
kebangkitan-Nya) kepada
kaum Farisi. Penafsir
Kristen pada masa-masa awal memandang Yunus sebagai bentuk
tanda untuk Yesus. Dalam perkembangannya, pada masa
Reformasi, Yunus dianggap sebagai salah satu
contoh "keirian kaum Yahudi". Dalam agama
Islam, Yunus dianggap sebagai seorang nabi dan kisah Yunus dalam
Alkitab diceritakan kembali dalam
Al-Quran, dengan sejumlah perbedaan.
Ahli Alkitab pada masa sekarang secara umum memandang Kitab Yunus sebagai kisah
fiksi[3] dan seringkali bernada
satir,
[4][5] tetapi tokoh Yunus bisa jadi didasarkan pada seorang nabi bernama sama yang disebutkan dalam
2 Raja-raja 14:25.Meskipun istilah "paus" digunakan dalam terjemahan Kitab Yunus, tulisan asli kisah tersebut dalam bahasa Ibrani menggunakan istilah dag gadol, yang artinya "ikan raksasa". Pada abad ke-17 dan awal abad ke-18, spesies ikan yang menelan Yunus menjadi bahan perdebatan para
pemikir naturalisme, yang menganggap kisah tersebut sebagai catatan sejarah. Sejumlah pakar cerita rakyat pada masa modern menemukan adanya sejumlah kesamaan antara Yunus dan tokoh-tokoh legendaris lainnya, seperti
Gilgames dan
Iason.