Yesus dan perempuan yang berzina adalah catatan peristiwa terkenal yang terdapat pada
Injil Yohanes dalam bagian
Perjanjian Baru di
Alkitab Kristen, yaitu
Yohanes 7:53-8:11. Dalam
bahasa Latin dikenal dengan judul
Pericope Adulterae[1] atau
Pericope de Adultera. Merupakan kisah konfrontasi antara
Yesus Kristus dengan ahli-ahli
Taurat dan orang-orang
Farisi mengenai persoalan apakah seorang perempuan, yang kedapatan ber
zina, harus dihukum mati dengan dilempari batu atau tidak. Yesus membuat orang-orang itu menjadi malu dan satu per satu pergi tanpa melaksanakan penghukuman. Yesus pun membiarkan perempuan itu untuk pergi tanpa dihukum dengan pesan untuk "jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang".
[2]Kisah ini sejalan dengan banyak cerita dalam kitab-kitab
Injil dan bertarikh kuno (dirujuk dalam
Didascalia Apostolorum, dan tampaknya juga oleh
Papias dari Hierapolis), tetapi sejumlah kritikus berargumen
[3][4] bahwa bagian itu "bukan merupakan bagian asli naskah Injil Yohanes."
[5] Sebaliknya,
Konsili Trento menyatakan bahwa
Alkitab bahasa Latin Vulgata adalah otektik dan otoritatif.
[6] Alkitab Vulgata memuat
Yohanes 7:53-8:11 sebagaimana yang ada dalam
Alkitab modern sekarang.Kisah ini dan pesan untuk tidak cepat menghukum jika seseorang tidak suci, serta melaksanakan keadilan dengan kemurahan hati, telah tertanam lama dalam pemikiran
Kristen. Baik kata-kata "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu"
[7] dan "Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi "
[8] telah dipakai secara umum. Frasa pepatah bahasa Inggris "
cast the first stone" ("melempar batu pertama") diturunkan dari nas ini.
[9] Bagian ini dianggap sebagai konfirmasi kemampuan
Yesus Kristus untuk "menulis" (bukan hanya "membaca" saja; dalam masyarakat kuno, lebih banyak orang dapat membaca daripada dapat menulis), bukan hanya diindikasikan dalam kitab-kitab
Injil, meskipun kata "εγραφεν" (egrafen) dalam ayat
Yohanes 8:8 dapat juga diartikan "menggambar" selain "menulis".
[10]Topik "Yesus menulis di tanah" menjadi umum dalam bidang seni, terutama sejak zaman
Renaissance dan seterusnya; "Christ and the Woman Taken in Adultery" lukisan
Pieter Bruegel adalah contoh yang terkenal. Ada tradisi abad pertengahan, berasal dari komentar yang dianggap dari
Ambrose, bahwa kata-kata yang dituliskan adalah terra terram accusat ("bumi menuduh bumi"), yang ditunjukkan dalam penggambaran sejumlah karya seni, misalnya
Codex Egberti. Lagu "The Stones" dari penyanyi Kristen, Ray Boltz, mengidungkan kisah Alkitab ini. Ada usulan spekulatif lain mengenai apa yang tertulis.
[11]