ʿUmar bin Khattab (
bahasa Arab: عمر بن خطاب; sekitar 584 – 3 November 644 M) adalah
khalifah kedua
Kekhalifahan Rasyidin yang berkuasa pada tahun 634 M sampai 644 M. Dalam Islam
Sunni, Umar digolongkan sebagai salah satu
Khulafaur Rasyidin. ʿUmar merupakan salah satu
sahabat dari Nabi Islam
Muhammad dan juga merupakan ayah dari
Hafshah,
istri Muhammad.
[8][9]ʿUmar adalah salah satu dari
sepuluh orang yang dijanjikan masuk surga. Dia mengambil alih kekhalifahan Islam setelah kematian
Abu Bakar ash-Shiddiq pada tanggal
23 Agustus 634 M, bertepatan dengan tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 H.
[10]Dalam sudut pandang
Sunni, ʿUmar termasuk salah satu pemimpin yang hebat dan suri teladan dalam masalah keislaman.
[11] Beberapa hadits menyebutkan dirinya sebagai sahabat Nabi paling utama setelah Abu Bakar.
[12][13] ʿUmar memiliki julukan yang diberikan oleh
Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Namun di sisi lain, ʿUmar cenderung dipandang negatif dalam perspektif
Syi'ah.
[14]Pada masa kepemimpinannya, kekhalifahan menjadi salah satu kekuatan besar baru di wilayah Timur Tengah. Selain menaklukan
Kekaisaran Sasaniyah yang sudah melemah hanya dalam kurun waktu dua tahun (642–644), ʿUmar berhasil mengambil alih kepemimpinan dua pertiga wilayah
Kekaisaran Romawi Timur.
[15] Perluasan wilayah ini juga diikuti berbagai pembaharuan. Dalam bidang pemerintahan dan politik, departemen khusus dibentuk sebagai tempat masyarakat dapat mengadu mengenai para pejabat dan negara. Pembentukan
Baitul Mal menjadi salah satu pembaharuan ʿUmar dalam bidang ekonomi. Segala capaiannya menjadikan ʿUmar sebagai salah satu khalifah paling berpengaruh sepanjang sejarah.
[16]