Tsunami (serapan dari
bahasa Jepang: error: {{nihongo}}: Butuh teks Jepang atau romaji (
bantuan), arti harfiah: "ombak besar di pelabuhan") atau
semong[1] adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti
gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi di
zona penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih. Penyebab lainnya adalah
longsor,
letusan gunung, dan jatuhnya benda besar seperti
meteor ke dalam air. Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di kawasan
Lingkaran Api Pasifik dan kawasan
Palung Sumatra di
Samudra Hindia. Risiko tsunami dapat dideteksi dengan
sistem peringatan dini tsunami yang mengamati gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan analisis data perubahan air laut yang terjadi setelahnya. Jika dianggap ada risiko tsunami, pihak berwenang dapat memberi peringatan atau mengambil tindakan seperti
evakuasi. Risiko kerusakan juga dapat dikurangi dengan rancangan tahan tsunami, seperti membuat bangunan dengan ruang luas, serta penggunaan bahan
beton bertulang, maupun dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti pentingnya mengungsi dan menyiapkan rencana darurat dari jauh-jauh hari.