Sosialisme (
serapan dari
bahasa Belanda: socialisme) adalah serangkaian
sistem ekonomi dan
sosial yang ditandai dengan
kepemilikan sosial atas
alat-alat produksi dan
manajemen mandiri pekerja,
[10] serta
teori-teori dan gerakan politik yang terkait dengannya.
[11] Kepemilikan sosial dapat berupa
kepemilikan negara,
kolektif,
koperasi, atau
kepemilikan sosial atas ekuitas.
[12] Ada banyak varian sosialisme dan tidak ada definisi tunggal yang merangkum semuanya,
[13] dengan kepemilikan sosial menjadi elemen umum yang dimiliki
berbagai variannya.
[5][14][15] Sosialis merujuk pada orang yang menganut paham sosialisme.Sistem sosialis dibagi menjadi dua, dalam bentuk nonpasar dan
pasar.
[16] Sosialisme nonpasar melibatkan penggantian
pasar faktor dan
uang dengan kriteria teknis berdasarkan
perhitungan yang dilakukan dalam bentuk barang, dan dengan demikian menghasilkan mekanisme ekonomi yang berfungsi sesuai dengan
hukum ekonomi yang berbeda dari
kapitalisme. Sosialisme nonpasar bertujuan untuk menghindari ketidakefisienan dan
krisis yang secara tradisional diasosiasikan dengan
akumulasi kapital dan sistem profit.
[25] Sebaliknya,
sosialisme pasar mempertahankan penggunaan harga moneter, pasar faktor; dan dalam beberapa kasus,
motif profit, sehubungan dengan operasi perusahaan yang dimiliki secara sosial dan alokasi barang modal di antara mereka. Keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan ini akan dikelola secara langsung oleh tenaga kerja dari masing-masing perusahaan, atau diberikan ke masyarakat luas dalam bentuk
dividen sosial.
[26][27][28] Perdebatan kalkulasi sosialis memperhatikan kelayakan dan metode alokasi sumber daya bagi sistem sosialis.Politik sosialis berorientasi baik internasionalis dan nasionalis; diorganisir melalui partai politik dan menentang politik partai; di satu waktu tumpang tindih dengan serikat pekerja, pada waktu lain independen dan kritis terhadap serikat; serta ada di negara terindustrialisasi dan berkembang.
[29] Berasal dari gerakan sosialis,
demokrasi sosial telah merangkul
ekonomi campuran dengan pasar yang mencakup intervensi negara yang substantif dalam bentuk
redistribusi pendapatan,
regulasi, dan
negara kesejahteraan.
Demokrasi ekonomi mengusulkan semacam sosialisme pasar di mana terdapat kontrol yang lebih terdesentralisasi atas perusahaan, mata uang, investasi, dan sumber daya alam.
Gerakan politik sosialis mencakup serangkaian filsafat politik yang berasal dari gerakan revolusioner pertengahan hingga akhir abad ke-18, dan karena adanya kepedulian terhadap masalah sosial yang terkait dengan kapitalisme.
[13] Pada akhir abad ke-19, setelah karya
Karl Marx dan kolaboratornya
Friedrich Engels, sosialisme telah menjadi oposisi terhadap kapitalisme dan menganjurkan sistem
pascakapitalis yang didasarkan pada suatu bentuk kepemilikan sosial atas alat produksi.
[30][31] Pada 1920-an,
demokrasi sosial dan
komunisme menjadi dua kecenderungan politik dominan di gerakan sosialis internasional.
[32] Pada masa tersebut sosialisme muncul sebagai "gerakan sekuler paling berpengaruh pada abad ke-20 di seluruh dunia. Sosialisme adalah ideologi politik (atau pandangan dunia), gerakan politik yang luas dan terpecah-pecah"
[33] dan ketika kebangkitan Uni Soviet sebagai
negara sosialis nominal pertama di dunia menyebabkan menyebarnya asosisasi sosialisme dengan
model ekonomi Soviet, beberapa ekonom dan intelektual berpendapat bahwa dalam praktinya model tersebut berfungsi sebagai bentuk
kapitalisme negara,
[34][35][36] administrasi tidak terencana atau
ekonomi komando.
[37][38] Partai dan gagasan sosialis tetap menjadi kekuatan politik dengan berbagai tingkat kekuatan dan pengaruh di semua benua, serta memimpin pemerintahan nasional di banyak negara di dunia. Saat ini, beberapa sosialis juga mengadopsi prinsip dari gerakan sosial lain, seperti
lingkungan,
feminisme dan
progresivisme.
[39]