Di bidang historiografi modern,
Romawi Kuno adalah sebutan bagi
peradaban bangsa Romawi mulai dari berdirinya kota
Roma pada abad ke-8
Pramasehi sampai dengan runtuhnya
Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5
Masehi, yakni rentang waktu yang mencakup zaman
Kerajaan Romawi (753–509 SM), zaman
Republik Romawi (509–27 SM), dan zaman
Kekaisaran Romawi sampai dengan tumbangnya Romawi Barat (27 SM– 476 M).
[1] Cikal bakal peradaban ini adalah perkampungan
orang Itali yang didirikan di tepi
Sungai Tiber di
Jazirah Italia pada tahun 753 SM. Lambat laun perkampungan ini berkembang menjadi negara kota Roma, dan kemudian hari menguasai daerah-daerah tetangganya melalui perjanjian dan kekuatan militer. Negara kota Roma pada akhirnya menguasai Jazirah Italia, menyerap kebudayaan Yunani di kawasan selatan Italia (daerah
Yunani Besar) maupun kebudayaan
Etruski, dan menjadi negara adidaya di kawasan Laut Tengah maupun di sebagian Benua Eropa. Negara kota Roma tumbuh menjadi salah satu
kemaharajaan terbesar di
dunia pada Abad Kuno, dengan populasi seramai kira-kira 50 sampai 90 juta jiwa (sekitar 20% dari keseluruhan populasi dunia pada zamannya),
[2] dan wilayah seluas 5 juta persegi pada tahun 117 M.
[3]Dari abad ke abad, negara binaan bangsa Romawi ini sedikit demi sedikit berkembang dari
negara monarki elektif menjadi
negara republik kuno yang
demokratis, dan selanjutnya menjadi
negara kekaisaran diktator militer semielektif yang kian lama kian
autokratis. Melalui
perang penaklukan serta
asimilasi budaya dan
bahasa, Kekaisaran Romawi mampu menguasai beragam suku bangsa dan wilayah yang sangat luas. Pada masa jayanya, Kekaisaran Romawi berdaulat atas
kawasan pesisir utara Afrika,
Mesir,
kawasan selatan Eropa, sebagian besar
kawasan barat Eropa,
Jazirah Balkan,
Jazirah Krimea, dan sebagian besar
kawasan Timur Tengah, termasuk
Syam, berikut sejumlah daerah di
Mesopotamia dan
Jazirah Arab. Romawi Kuno kerap disandingkan dengan
Yunani Kuno dalam kelompok peradaban
Abad Kuno. Budaya serta masyarakat kedua peradaban ini sangat mirip satu sama lain, sehingga disamaratakan dengan sebutan
Dunia Yunani-Romawi.Peradaban Romawi Kuno punya andil besar dalam perkembangan bahasa, agama, tata kemasyarakatan, teknologi, hukum, politik, ketatanegaraan, tata cara berperang, kesenian, kesusastraan, arsitektur, dan ilmu teknik Zaman Modern. Roma memprofesionalisasi serta mengembangkan kekuatan militernya, dan menciptakan sistem pemerintahan
res publica, yang menginspirasi pembentukan negara-negara
republik pada Zaman Modern
[4][5][6] semisal Amerika Serikat dan Prancis. Peradaban Romawi Kuno sudah mampu melakukan rekayasa yang mengagumkan di bidang
teknologi dan
arsitektur, misalnya membangun jaringan
akuaduk, jaringan
jalan raya, monumen-monumen, istana-istana, dan fasilitas-fasilitas umum berukuran raksasa.
Perang Punik melawan
Kartago adalah serangkaian perang yang mengantarkan Roma menjadi salah satu negara adidaya pada zamannya. Dalam perang beruntun ini, Roma berhasil merebut pulau-pulau yang strategis, yakni Korsika, Sardinia, dan Sisilia, berhasil merebut Hispania (Spanyol dan Portugal sekarang ini), serta berhasil
meluluhlantakkan kota Kartago pada tahun 146 SM. Segala keberhasilan ini membuat Roma menjadi negara terunggul di seantero kawasan sekeliling Laut Tengah. Pada penghujung
zaman republik (27 SM), Roma telah berhasil menundukkan negeri-negeri di sekeliling Laut Tengah bahkan lebih jauh lagi. Wilayah kekuasaannya membentang dari Samudra Atlantik sampai ke
Jazirah Arab, dan dari muara
Sungai Rhein sampai ke Afrika Utara.
Kekaisaran Romawi bermula seiring tamatnya riwayat Republik Romawi dan berakhirnya masa kediktatoran militer
Augustus.
Perang selama 721 tahun antara Roma dan Persia bermula pada tahun 92 SM dengan meletusnya
Perang Romawi-Partia, dan merupakan konflik terlama sepanjang sejarah umat manusia, yang berdampak besar terhadap masa depan kedua negara.Pada masa pemerintahan
Traianus, luas wilayah Kekaisaran Romawi mencapai puncaknya, membentang dari
kawasan sekeliling Laut Tengah sampai ke pantai
Laut Utara di sebelah utara, dan pantai
Laut Tengah serta pantai
Laut Kaspia di sebelah timur. Adab dan adat warisan zaman republik mulai memudar pada zaman kekaisaran, manakala perang saudara menjadi peristiwa lumrah yang mengawali kemunculan kaisar baru.
[7][8][9] Negara-negara pecahan Kekaisaran Romawi, semisal
Kekaisaran Tadmur, sempat menyekat wilayah kekaisaran semasa
Krisis Abad Ketiga.Akibat digerogoti kekacauan di dalam negeri dan
serangan suku-suku bangsa asing yang hijrah ke wilayahnya,
bagian barat Kekaisaran Romawi akhirnya terpecah belah menjadi
kerajaan-kerajaan merdeka bentukan suku-suku Barbar pada abad ke-5. Para sejarawan menjadikan peristiwa keterpecahbelahan ini sebagai tonggak
sejarah semesta yang memisahkan kurun waktu kuno dari kurun waktu "
kegelapan" pra-Abad Pertengahan di Eropa. Bagian timur Kekaisaran Romawi bertahan menyintasi abad ke-5, dan tetap menonjol sebagai salah satu negara adidaya di pentas dunia sepanjang "Abad Kegelapan" dan
Abad Pertengahan, sampai akhirnya
tumbang pada tahun 1453. Kendati rakyat Kekaisaran Romawi tidak membeda-bedakan bagian barat dari bagian timur, para sejarawan Zaman Modern lazimnya menggunakan istilah "
Kekaisaran Romawi Timur" sebagai sebutan bagi Kekaisaran Romawi yang tersisa pada Abad Pertengahan, guna membedakannya dari Kekaisaran Romawi yang seutuhnya pada Abad Kuno.
[10]