Rantai blok,
blockchain,
[1][2][3] atau semula dieja
block chain,
[4][5] adalah
record yang terus berkembang, disebut block, yang terhubung dan diamankan menggunakan teknik
kriptografi.
[1][6] Setiap blok biasanya memuat
hash kriptografis dari blok sebelumnya,
[6] timestamp, dan data transaksi.
[7] Secara desain, blockchain resistan terhadap modifikasi data. Blockchain merupakan sebuah buku besar terdistribusi (distributed ledger) terbuka yang dapat mencatat transaksi antara dua pihak secara efisien dan dengan cara yang dapat diverifikasi dan permanen.
[8] Untuk pemanfaatannya sebagai
buku besar terdistribusi, blockchain biasanya dikelola oleh sebuah jaringan
peer-to-peer secara kolektif dengan mengikuti
protokol tertentu untuk komunikasi antar node dan mengkonfirmasi blok-blok baru. Setelah direkam, data dalam blok tidak dapat diubah secara
retroaktif tanpa perubahan pada blok-blok berikutnya, yang membutuhkan
konsensus mayoritas
jaringan.Blockchain dirancang dari awal agar aman (secure by design) dan merupakan contoh sistem
komputasi terdistribusi dengan Byzantine Fault Tolerance (BFT) yang tinggi. Konsensus terdesentralisasi dapat dicapai dengan blockchain.
[9] Hal ini membuat blockchain cocok untuk merekam peristiwa, catatan medis,
[10][11] dan aktivitas pengelolaan record lainnya, seperti manajemen identitas,
[12][13][14] pemrosesan transaksi, dokumentasi barang bukti, ketertelusuran makanan (food traceability),
[15] dan
pemungutan suara (voting).
[16]Blockchain diciptakan oleh
Satoshi Nakamoto pada tahun
2008 dan dimanfaatkan sebagai
buku besar untuk transaksi publik cryptocurrency
bitcoin.
[1] Penemuan blockchain untuk bitcoin menjadikannya mata uang digital pertama yang dapat mengatasi masalah double-spending tanpa memerlukan otoritas tepercaya atau
peladen pusat. Desain bitcoin ini juga telah mengilhami aplikasi-aplikasi lain.
[1][3]