DiakuiAmisAtayalBununHla'aluaKavalanKanakanavuPaiwanPuyumaRukaiSaisiyatSakizayaSeediqTaoThaoTsouTruku Tak diakui Babuza Basay Hoanya Ketagalan Luilang Pazeh/
Kaxabu Papora Qauqaut Siraya Taokas TrobiawanPenduduk asli Taiwan (
Hanzi: 臺灣
原住民;
Pinyin: Táiwān yuánzhùmín;
Pe̍h-ōe-jī: Tâi-ôan gôan-chū-bîn) adalah istilah yang umumnya ditujukan kepada suku bangsa
pribumi di
Taiwan, yang berjumlah lebih dari 530.000 jiwa dan meliputi sekitar 2,3% dari populasi di
pulau tersebut. Penelitian terkini menyatakan bahwa leluhur mereka tinggal di Taiwan pada sekitar 8.000 tahun yang lalu sebelum
imigrasi besar
Han yang dimulai pada abad ke-17.
[2] Penduduk asli Taiwan adalah
suku bangsa Austronesia, dengan hubungan linguistik dan genetik dengan kelompok etnis Austronesia lainnya yang meliputi orang-orang dari
Filipina,
Malaysia,
Indonesia,
Madagaskar, dan
Oseania.
[3][4] Masalah
identitas etnis yang tak terhubung dengan Asia daratan telah menjadi salah satu salah satu bahan pembicaraan dalam permasalahan terkait
status politik Taiwan.Selama berabad-abad, penduduk asli Taiwan mengalami persaingan ekonomi dan konflik militer dengan serangkaian para pendatang baru yang membuat koloni. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang disentralisasi dirancang untuk diadakannya
perubahan bahasa dan
asimiliasi kebudayaan, serta kontak berkelanjutan dengan para anggota koloni melalui perdagangan, pernikahan silang dan proses silang budaya lainnya, yang mengakibatkan berbagai
kematian bahasa dan hilangnya
identitas kebudayaan. Contohnya, dari sekitar 26 bahasa yang pernah dipakai penduduk asli Taiwan (secara kolektif disebut sebagai
rumpun bahasa Formosa), sekitar sepuluh bahasa sekarang menjadi
punah, lima bahasa
hampir mati,
[5] dan beberapa bahasa meraih status
bahasa terancam. Bahasa-bahasa tersebut merupakan signifikansi sejarah yang unik, sejak sebagian besar
linguis sejarah menganggap Taiwan sebagai tempat asal dari keluarga
bahasa Austronesia.
[2]Para pemakai bahasa Austronesia di Taiwan awalnya tersebar di sebagian besar wilayah pegunungan di tengah pulau tersebut dan terkonsentradi di desa-desa di sepanjang
daratan aluvial. Sejumlah besar penduduk asli Taiwan saat ini tinggal di pegunungan dan perkotaan.Penduduk asli Taiwan menghadapi masalah ekonomi dan sosial, yang meliputi angka pengangguran yang tinggi dan pendidikan yang masih di bawah standar. Sejak awal 1980an, beberapa kelompok penduduk asli aktif memperjuangkan peningkatan politik
penentuan nasib sendiri dan
pengembangan ekonomi.
[6] Kebangkitan kesadaran etnis dikeluarkan dalam beberapa cara oleh penduduk asli, termasuk memasukkan unsur-unsur budaya mereka dalam
musik pop yang sukses secara komerial. Upaya yang dilakukan oleh penduduk asli tersebut dilakukan untuk membangkitkan praktik kebudayaan tradisional dan menyajikan bahasa-bahasa tradisional mereka. Festival Kebudayaan Austronesia di
Kota Taitung adalah salah satu acara dimana para anggota suku mempromosikan budaya penduduk asli. Selain itu, beberapa suku-suku pribumi secara khusus terlibat dalam industri pariwisata dan
eko-pariwisata dengan tujuan meningkatkan ekonomi berdikari dan menyajikan budaya mereka.
[7]