AllahPaus (dari
bahasa Belanda: paus;
bahasa Latin: papa dari
bahasa Yunani: πάππας pappas,
[1] "ayah")
[2] adalah
Uskup Roma dan pemimpin
Gereja Katolik di seluruh dunia.
[3] Keutamaan Uskup Roma sebagian besar berasal dari peranannya dalam tradisi sebagai penerus
Santo Petrus, kepada siapa
Yesus memberikan
kunci Surga dan kuasa untuk "mengikat dan melepaskan" serta menyebutnya sebagai "batu karang" yang di atasnya Gereja kemudian dibangun. Paus saat ini adalah
Paus Fransiskus,
terpilih pada tanggal 13 Maret 2013, menggantikan
Paus Benediktus XVI.
[4]Pemerintahan dari seorang paus disebut juga "kepausan", atau tepatnya "
pontifikat".
Yurisdiksi gerejawinya, yaitu
Keuskupan Roma, sering kali disebut "
Takhta Suci"
[5] atau "
Takhta Apostolik"; sebutan yang terakhir itu didasarkan pada keyakinan bahwa Uskup Roma adalah penerus dari
Rasul Petrus.
[6] Paus dianggap sebagai salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia karena pengaruh kultural dan diplomatik yang dimilikinya.
[7][8][9] Ia juga
kepala negara Kota Vatikan,
[10] suatu
negara kota berdaulat yang
terletak seluruhnya di dalam ibu kota Italia di
Roma.Kepausan merupakan salah satu lembaga yang paling bertahan lama di dunia dan telah menjadi suatu bagian penting dalam
sejarah dunia.
[11] Para paus pada zaman kuno membantu penyebaran Kekristenan dan penyelesaian berbagai perselisihan doktrinal.
[12] Pada
Abad Pertengahan, mereka memainkan suatu peranan dalam kepentingan sekuler di
Eropa Barat, biasanya bertindak sebagai arbiter antara para
penguasa monarki Kristen.
[13][14][15] Saat ini, selain menyebarkan iman dan doktrin Kristen, para paus terlibat dalam
ekumenisme dan
dialog antaragama, karya sosial, serta pembelaan terhadap
hak asasi manusia.
[16][17]Para paus—yang awalnya tidak memiliki
kekuasaan sekuler—dalam beberapa periode sejarah mengumpulkan kekuasaan besar, mirip dengan para penguasa sekuler. Pada beberapa abad terakhir, para paus secara bertahap dipaksa untuk menyerahkan kembali kekuasaan sekuler tersebut, dan otoritas kepausan masa kini sekali lagi hampir sepenuhnya terbatas dalam hal sekuler.
[12] Selama berabad-abad, klaim kepausan atas otoritas spiritual telah semakin tegas diungkapkan; puncaknya yaitu pada tahun 1870 dengan dinyatakannya
dogma infalibilitas kepausan untuk kesempatan-kesempatan yang sangat jarang ketika seorang paus berbicara secara
ex cathedra—secara harfiah berarti "dari tahta (
Santo Petrus)"—saat mengeluarkan suatu definisi formal terkait
iman atau
moral.
[12]