Paulus dari Tarsus (awalnya bernama
Saulus dari Tarsus) atau
Rasul Paulus, (
3 –
67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran
kekristenan yang bersumberkan dari pengajaran
Yesus Kristus. Paulus memperkenalkan diri melalui kumpulan surat-suratnya dalam
Perjanjian Baru di
Alkitab Kristen sebagai seorang
Yahudi dari
suku Benyamin,
[4] yang berkebudayaan Yunani (
helenis) dan warga negara
Romawi. Ia lahir di kota
Tarsus tanah
Kilikia (sekarang di
Turki), dibesarkan di
Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan
Gamaliel.
[2] Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang
Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam
agama Yahudi.
[5] Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota
Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut
Yesus Kristus.
[6]Paulus menyebut dirinya sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi" (
Roma 11:13). Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi. Gagasan Paulus ini menimbulkan perselisihan pendapat antara murid-murid Yesus dari keturunan Yahudi asli dengan mereka yang berlatar belakang bukan Yahudi. Mereka yang dari keturunan Yahudi berpendapat bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi haruslah pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu. Murid-murid yang mula-mula,
Petrus, sempat tidak berpendirian menghadapi hal ini (lihat
Galatia 2:11-14). Untuk menyelesaikan konflik ini, diadakanlah persidangan di
Yerusalem yang dipimpin oleh
Petrus dan
Yakobus,
saudara Yesus, yang disebut sebagai Sidang
Sinode atau
Konsili Gereja yang pertama (
Konsili Yerusalem).
[7]Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:Paulus dijadikan seorang
Santo (orang suci) oleh seluruh gereja yang menghargai santo, termasuk
Katolik Roma,
Ortodoks Timur, dan
Anglikan, dan beberapa denominasi
Lutheran. Dia berbuat banyak untuk kemajuan Kristen di antara para orang-orang bukan Yahudi, dan dianggap sebagai salah satu sumber utama dari doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri kekristenan bercorak Paulin/bercorak Paulus. Surat-suratnya menjadi bagian penting
Perjanjian Baru. Banyak yang berpendapat bahwa Paulus memainkan peranan penting dalam menjadikan agama Kristen sebagai agama yang berdiri sendiri, dan bukan sebagai sekte dari
Yudaisme.