Dalam
eklesiologi dan
teologi Kristen,
rasul atau
apostel, yang secara kolektif disebut
para rasul atau
rasul-rasul Yesus dan terkhusus merujuk pada
Kedua Belas Rasul, adalah
murid-murid utama
Yesus, tokoh sentral dalam
agama Kristen. Semasa Yesus
hidup dan
berkarya pada
abad pertama Masehi, para rasul adalah pengikut-pengikut terdekatnya. Di kemudian hari, pengikut-pengikut terdekat ini menjadi
narasumber utama
Kabar Baik yang diwartakan Yesus.Meskipun
tradisi Kristen kerap menyebutkan bahwa para rasul berjumlah dua belas orang,
para penulis Injil mencatat orang yang sama dengan nama yang berbeda sehingga ada nama rasul yang disebut dalam satu Injil tetapi tidak terdapat dalam injil-injil lain.
Peristiwa penetapan kedua belas rasul oleh Yesus diriwayatkan dalam
ketiga Injil Sinoptik. Sesudah
kebangkitannya, Yesus menyampaikan
Amanat Agung kepada sebelas orang rasul (
Yudas Iskariot sudah wafat kala itu), yakni amanat untuk mewartakan ajaran-ajarannya kepada segala bangsa. Peristiwa ini lazim disebut
pengutusan para rasul. Selain kedua belas rasul,
Paulus dalam
Gereja perdana juga kerap disebut rasul karena diajar dan diutus secara langsung oleh Kristus melalui suatu penglihatan dalam perjalanannya menuju kota Damaskus (
Kisah Para Rasul 9:4–5). Paulus sendiri juga menyebut dirinya sebagai
rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi[1] Menurut sebuah tradisi
Kristen Timur yang bersumber dari
Injil Lukas, terdapat pula
ketujuh puluh rasul (ketujuh puluh murid menurut
denominasi Kristen lainnya) yang terlibat dalam karya pelayanan Yesus. Kurun waktu perkembangan agama Kristen semasa hidup para rasul disebut
zaman apostolik.
[2] Pada abad pertama Masehi, para rasul membentuk jemaat-jemaat di seantero wilayah
Kekaisaran Romawi, bahkan menurut tradisi Kristen, juga di kawasan-kawasan lain di
Timur Tengah,
Afrika, dan
India.