Dalam
eklesiologi dan
teologi Kristen,
para rasul (
bahasa Yunani: ἀπόστολος, apóstolos; jamak: Απόστολοι, apóstoloi; harfiah: utusan), khususnya
kedua belas rasul, adalah
murid-murid utama
Yesus, tokoh sentral dalam
agama Kristen. Semasa Yesus
hidup dan
berkarya pada
abad pertama tarikh Masehi, para rasul adalah pengikut-pengikut terdekatnya. Di kemudian hari, pengikut-pengikut terdekat ini menjadi
narasumber utama
Kabar Baik yang diwartakan Yesus.Pada zaman modern, para
misionaris gerakan Pentakosta kerap menyebut diri mereka sendiri sebagai rasul. Praktik semacam ini berpangkal dari padanan
bahasa Latin untuk kata "rasul", yakni "missio", cikal bakal dari kata "misionaris" dalam
bahasa Indonesia. Karena alasan yang sama pula umat Katolik menyandangkan sebutan rasul kepada misionaris-misionaris tertentu, misalnya
Santo Patrisius (373–463) dihormati sebagai "Rasul Irlandia",
Santo Bonifasius (680–755) dihormati sebagai "Rasul
Bangsa Jerman",
[1] dan
Santo Fransiskus Xaverius (1506–1552) dihormati sebagai "Rasul Hindia".Meskipun
tradisi Kristen kerap menyebutkan bahwa para rasul berjumlah dua belas orang,
para penulis Injil mencatat orang yang sama dengan nama yang berbeda sehingga ada nama rasul yang disebut dalam satu Injil tetapi tidak terdapat dalam Injil-Injil lain.
Peristiwa penetapan kedua belas rasul oleh Yesus diriwayatkan dalam
ketiga Injil sinoptik. Sesudah
kebangkitannya, Yesus menyampaikan
Amanat Agung kepada sebelas orang rasul (
Yudas Iskariot sudah wafat kala itu), yakni amanat untuk mewartakan ajaran-ajarannya kepada segala bangsa. Peristiwa ini lazim disebut
pengutusan para rasul. Menurut sebuah tradisi
Kristen Timur yang bersumber dari
Injil Lukas, ada
tujuh puluh orang rasul yang terlibat dalam karya pelayanan Yesus. Dalam
Gereja Perdana,
Paulus kerap disebut rasul karena diajar dan diutus secara langsung oleh Kristus melalui suatu penglihatan dalam perjalanannya menuju kota Damaskus (
Kisah Para Rasul 9:4–5).Kurun waktu perkembangan agama Kristen semasa hidup para rasul disebut
zaman rasuli.
[1] Pada abad pertama tarikh Masehi, para rasul membentuk
paguyuban-paguyuban Kristen di seantero wilayah
Kekaisaran Romawi, bahkan menurut tradisi Kristen, juga di kawasan-kawasan lain di
Timur Tengah,
Afrika, dan
India.