Origenes dari Aleksandria[lower-alpha 1] alias
Origenes Adamantius[lower-alpha 2] adalah cendekiawan,
zahid,
[5] dan
teolog Gereja Perdana yang lahir dan mula-mula berkiprah di
Aleksandria. Origenes adalah pujangga yang rajin berkarya. Ada kurang lebih 2.000 karya tulis yang ia hasilkan dalam berbagai cabang ilmu
teologi, antara lain
ilmu kritik naskah,
ilmu tafsir Alkitab,
ilmu asas tafsir Alkitab,
ilmu khotbah, dan ilmu kerohanian. Origenes adalah salah seorang tokoh yang paling berpengaruh di bidang teologi,
hujah, dan
zuhud Gereja Perdana.
[5][6] Ia telah pula disebut-sebut sebagai "genius terbesar yang pernah dihasilkan Gereja Perdana".
[7]Ketika masih remaja, Origenes berniat gugur sebagai
martir bersama-sama ayahnya, tetapi dicegah menyerahkan diri kepada pemerintah oleh ibunya. Saat berumur delapan belas tahun, Origenes menjadi seorang
katekis di
Perguruan Katekese Aleksandria. Ia tekun memperdalam ilmu, dan mengamalkan cara hidup zuhud, dengan
berpantang makan daging dan
minum khamar. Ia berselisih dengan
Demetrius, Uskup Aleksandria, pada tahun 231, sesudah
ditahbiskan menjadi
presbiter oleh sahabatnya, Uskup Kaisarea, saat singgah di Palestina dalam perjalanannya menuju Athena. Demetrius melaknatnya sebagai
pembangkang atasan, menuduhnya telah
mengebiri diri sendiri dan mengajarkan bahwa
setan pun pada akhirnya akan mencapai keselamatan, yang mati-matian disangkal oleh Origenes.
[8][9] Ia mendirikan Perguruan Agama Kristen Kaisarea, tempatnya mengajar ilmu
logika,
kosmologi,
sejarah alam, dan teologi, sehingga dihormati sebagai begawan teologi oleh Gereja-Gereja di
Palestina dan
Arab. Ia turut
disiksa karena kedapatan beragama Kristen ketika berlangsung
aksi aniaya besar-besaran terhadap umat Kristen atas titah Kaisar Decius pada tahun 250, dan wafat tiga atau empat tahun kemudian lantaran cedera yang dideritanya.Origenes dapat menghasilkan begitu banyak karya tulis berkat sokongan sahabat karibnya,
Ambrosius, yang mengerahkan seregu setia usaha untuk menyalin karya-karya tulisnya, sehingga menjadikannya pujangga yang paling giat berkarya sepanjang
Abad Kuno. Dalam karya tulisnya yang berjudul
Perihal Asas-Asas, Origenes secara sistematis menjabarkan asas-asas
teologi Kristen. Karya tulis ini melandasi karya-karya tulis Origenes selanjutnya di bidang teologi.
[10] Ia juga menulis
Melawan Kelsos (
bahasa Latin: Contra Celsum;
bahasa Yunani: Κατὰ Κέλσου, Kata Kelsou), risalah
hujah Kristen perdana yang paling berpengaruh,
[11] berisi jawaban-jawabannya atas tuduhan-tuduhan terhadap agama Kristen yang dilontarkan oleh
Kelsos, filsuf pemeluk agama leluhur yang merupakan salah seorang
pengecam terawal agama Kristen yang paling sengit. Origenes menghasilkan
Enam Bagian, yakni edisi kritis Alkitab Ibrani yang pertama, berisi rangkaian ayat Alkitab dalam enam kolom sejajar, satu kolom berisi ayat-ayat Alkitab dalam bahasa dan aksara Ibrani, satu kolom berisi hasil alih aksaranya ke dalam aksara Yunani, sementara empat kolom selebihnya memuat empat versi terjemahannya dalam bahasa dan aksara Yunani. Ia menulis ratusan khotbah yang membahas hampir seluruh isi Alkitab, dan
menafsirkan hikmah yang tersirat dalam banyak ayat. Origenes mengajarkan bahwa sebelum
jagat raya indrawi diciptakan, Allah telah menciptakan jiwa-jiwa segala makhluk yang berakal budi. Jiwa-jiwa ini mula-mula berkhidmat sepenuhnya kepada Allah, tetapi kemudian menjauh dari Allah, dan dianugerahi jasad oleh Allah. Origenes adalah orang yang pertama kali mengemukakan
teori pampas penebusan dalam bentuk yang sudah paripurna, dan kendati mungkin sekali menganut paham
subordinasianisme, ia banyak bersumbangsih bagi perkembangan konsep
ketritunggalan Allah. Origenes berharap
seluruh umat manusia pada akhirnya akan mencapai keselamatan, tetapi senantiasa bersikap hati-hati dengan menegaskan bahwa pandangannya yang satu ini hanya spekulasi belaka. Ia membela ajaran tentang
kehendak bebas dan menganjurkan paham
ahimsa Kristen.Origenes adalah salah seorang
Bapa Gereja,
[12][13][14][15] dan dihargai banyak pihak sebagai salah seorang teolog Kristen terpenting sepanjang masa.
[16] Ajaran-ajarannya sangat berpengaruh di Gereja Timur, mengingat
Atanasius dari Aleksandria dan ketiga
Bapa Kapadokia adalah pengikut-pengikut setianya.
[17] Perdebatan seputar sesat tidaknya ajaran-ajaran Origenes menyulut
Krisis Pengikut Origenes yang pertama pada penghujung abad ke-4, manakala kesahihan ajaran-ajaran Origenes digugat oleh
Epifanius dari Salamis dan
Hieronimus, tetapi dibela oleh
Tiranius Rufinus dan
Yohanes dari Yerusalem. Pada tahun 543, Kaisar
Yustinianus I melaknatnya sebagai ahli bidah dan memerintahkan pembakaran karya-karya tulisnya.
Konsili Konstantinopel II pada tahun 553
membidahkan Origenes, atau mungkin sekadar membidahkan ajaran-ajaran tertentu yang dianggap bersumber dari Origenes. Ajaran-ajarannya tentang
prawujud jiwa ditolak oleh Gereja.
[18]