Lophotus Fischer, 1813
Macrobates Billberg, 1828
Orang utan (bentuk tidak baku:
orangutan) atau
mawas adalah
kera besar yang berasal dari
hutan hujan Indonesia dan
Malaysia. Sekarang hewan ini hanya ditemukan di sebagian
Kalimantan dan
Sumatra, tetapi selama era
Pleistosen, mereka tersebar di seluruh
Asia Tenggara dan
Tiongkok Selatan. Orang utan diklasifikasikan dalam genus
Pongo dan awalnya dianggap hanya terdiri dari satu spesies. Sejak tahun 1996, orang utan dibagi menjadi dua spesies:
orang utan kalimantan (P. pygmaeus, dengan tiga subspesies) dan
orang utan sumatra (P. abelii). Spesies ketiga,
orang utan tapanuli (P. tapanuliensis), diidentifikasi secara definitif pada tahun 2017. Orang utan adalah satu-satunya genus yang
masih hidup dari subfamili Ponginae, yang secara genetik terpisah dari
Hominidae lain (
gorila,
simpanse, dan
manusia) antara 19,3 dan 15,7 juta tahun lalu.Orang utan adalah kera besar yang paling
arboreal karena mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon. Orang utan memiliki kaki yang relatif pendek dibandingkan lengannya yang relatif panjang dan memiliki rambut cokelat kemerahan yang menutupi tubuh mereka. Orang utan jantan dewasa memiliki berat sekitar 75 kg, sedangkan betina mencapai sekitar 37 kg. Pejantan dewasa yang dominan memiliki bantalan pipi atau flensa yang khas dan kerap mengeluarkan teriakan panjang untuk menarik perhatian betina dan mengintimidasi lawan; hal yang sama tidak dijumpai pada orang utan jantan yang lebih muda dan mereka cenderung lebih menyerupai betina dewasa. Orang utan adalah kera besar yang paling soliter; ikatan sosialnya terbatas dan terutama terbentuk antara induk dan anaknya yang bergantung padanya. Buah-buahan merupakan komponen makanan orang utan yang paling penting; tetapi mereka juga dapat memakan dedaunan,
kulit kayu,
madu, serangga, dan telur burung. Orang utan dapat hidup lebih dari 30 tahun, baik di alam liar maupun di penangkaran.Orang utan termasuk
primata yang paling cerdas. Mereka
menggunakan berbagai peralatan rumit dan membangun sarang tidur yang kompleks setiap malam dari ranting-ranting dan dedaunan. Penelitian tentang kemampuan belajar mereka telah dilakukan secara ekstensif. Para peneliti memperkirakan bahwa pada masing-masing populasi orang utan terdapat kultur-kulturnya tersendiri. Orang utan telah muncul dalam karya literatur dan seni dunia setidaknya sejak abad ke-18, terutama untuk mengomentari komunitas manusia. Seorang ahli
primatologi,
Birute Galdikas, memelopori studi lapangan tentang orang utan dan beberapa dari mereka telah diletakkan di fasilitas penangkaran di seluruh dunia setidaknya sejak awal abad ke-19.Ketiga spesies orang utan ditempatkan dalam kategori
terancam kritis. Aktivitas manusia sangat mengurangi populasi dan sebaran mereka. Ancaman terhadap populasi orang utan liar meliputi
perburuan liar (untuk dikonsumsi
dagingnya dan sebagai tindakan balas dendam karena mereka memakan tanaman),
perusakan habitat dan
deforestasi (untuk penanaman
kelapa sawit dan
penebangan hutan), serta perdagangan
hewan peliharaan ilegal. Sejumlah organisasi
konservasi dan rehabilitasi telah didedikasikan untuk menjaga kelangsungan hidup orang utan di alam liar.