Lockheed Martin F-22 Raptor adalah
pesawat tempur taktis
siluman segala cuaca kursi tunggal
bermesin ganda dari Amerika Serikat yang dikembangkan dan diproduksi untuk
Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF). Sebagai hasil dari program
Advanced Tactical Fighter (ATF), F-22 didesain untuk mengemban peran utama sebagai
pesawat tempur superioritas udara, tetapi juga memiliki kemampuan untuk melakukan
pertempuran darat,
peperangan elektronik, dan
sinyal intelijen.
[3] Lockheed Martin sebagai kontraktor utama bertanggung jawab untuk memproduksi sebagian besar
badan pesawat berikut sistem persenjataan serta melakukan perakitan akhir, sedangkan
Boeing sebagai mitra bertanggung jawab untuk memproduksi sayap, badan bagian belakang, integrasi
avionik, dan sistem pelatihan pilot serta perawatan.F-22 sebelumnya menggunakan nama
F-22 dan
F/A-22 sebelum resmi beroperasi pada Desember 2005 sebagai
F-22A. Meskipun proses pengembangannya berlarut-larut dan menghadapi berbagai kendala operasional, USAF memperhitungkan F-22 sebagai komponen penting dari kekuatan udara taktisnya. Kombinasi dari teknologi siluman, kinerja aerodinamis, dan sistem avionik yang dimiliki oleh F-22 memungkinkan kemampuan tempur udara yang belum pernah ada sebelumnya.
[4][5]USAF pada awalnya berencana untuk membeli sebanyak 750 pesawat dari hasil program ATF. Pada tahun 2009, program pembelian F-22 dipangkas menjadi 187 pesawat operasional karena biaya pengoperasiannya yang tinggi, kurangnya misi tempur udara yang jelas akibat penundaan pada program pesawat tempur Rusia dan Tiongkok, larangan ekspor, dan pengembangan pesawat tempur
F-35 yang lebih serbaguna. F-22 produksi terakhir dikirimkan kepada USAF pada tahun 2012. Pesawat dari hasil program
Next Generation Air Dominance (NGAD) diharapkan dapat menjadi penerus dari F-22.
[6][7]