Laju cahaya atau
kecepatan cahaya disimbolkan dengan
c adalah sebuah
konstanta fisika universal yang penting dalam banyak bidang
fisika. Nilai presisinya adalah
7008299792458000000♠299.792.458 meter per detik (kira-kira 7008300000000000000♠3,00×108 m/s), karena panjang meter didefinisikan berdasarkan konstanta ini dan
standar internasional waktu.
[1] Kelajuan ini merupakan kelajuan maksimum yang dapat dilajui oleh segala bentuk energi, materi, dan informasi dalam alam semesta. Kelajuan ini merupakan kelajuan segala
partikel tak bermassa dan medan fisika, termasuk
radiasi elektromagnetik dalam vakum. Kelajuan ini pula menurut teori modern adalah
kelajuan gravitasi (kelajuan dari
gelombang gravitasi). Partikel-partikel maupun gelombang-gelombang ini bergerak pada kelajuan c tanpa tergantung pada sumber gerak maupun
kerangka acuan inersial pengamat. Dalam
teori relativitas, c saling berkaitan dengan
ruang waktu. Konstanta ini muncul pula pada persamaan fisika
kesetaraan massa-energi E = mc2.
[2]Kelajuan cahaya yang merambat melalui
bahan-bahan transparan seperti gelas ataupun udara lebih lambat dari c. Rasio antara c dengan kelajuan v (kelajuan rambat cahaya dalam suatu materi) disebut sebagai
indeks bias n material tersebut (n = c / v). Sebagai contohnya, indeks refraksi gelas umumnya berkisar sekitar 1,5, berarti bahwa cahaya dalam gelas bergerak pada kelajuan c / 1,5 ≈ 7008200000000000000♠200.000 km/s; indeks refraksi udara untuk cahaya tampak adalah sekitar 1,0003, sehingga kelajuan cahaya dalam udara adalah sekitar 7008299700000000000♠299.700 km/s (sekitar 7004900000000000000♠90 km/s lebih lambat daripada c).Untuk berbagai tujuan praktis, cahaya dan gelombang elektromagnetik lainnya akan tampak untuk menyebar secara seketika, tetapi untuk jarak jauh dan pengukuran yang sangat sensitif, kelajuan terbatasnya memiliki efek yang nyata. Dalam berkomunikasi dengan
wahana antariksa yang jauh, dapat dibutuhkan bermenit-menit sampai berjam-jam agar pesan dari Bumi dapat mencapai pesawat ruang angkasa, atau sebaliknya. Cahaya yang dilihat dari bintang meninggalkan bintang tersebut bertahun-tahun yang lalu, yang memungkinkan studi tentang sejarah alam semesta dengan melihat objek yang jauh. Kelajuan terbatas cahaya juga membatasi kecepatan maksimum teoretis
komputer, karena informasi harus dikirim dalam komputer dari chip ke chip. Kecepatan cahaya dapat digunakan dengan pengukuran
waktu penerbangan untuk mengukur jarak besar dengan presisi tinggi.
Ole Rømer pertama menunjukkan pada 1676 bahwa cahaya berjalan pada kecepatan yang terbatas (bukannya seketika) dengan mempelajari gerakan yang tampak dari bulan
Jupiter Io. Pada tahun 1865,
James Clerk Maxwell mengusulkan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik, dan karena itu bergerak dengan kecepatan c yang muncul dalam teori elektromagnetismenya.
[3] Pada tahun 1905,
Albert Einstein mendalilkan bahwa laju cahaya sehubungan dengan kerangka inersia independen dari gerakan sumber cahaya,
[4] dan menjelajahi konsekuensi postulat dengan menurunkan
teori relativitas khusus dan menunjukkan bahwa parameter c memiliki relevansi di luar konteks cahaya dan elektromagnetisme.Setelah berabad-abad pengukuran semakin tepat, pada tahun 1975 kecepatan cahaya diketahui sebagai 7008299792458000000♠299.792.458 m/s dengan
ketidakpastian pengukuran 4 bagian per miliar. Pada tahun 1983,
meter didefinisikan kembali dalam
Sistem Satuan Internasional (SI) sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa di 1/7008299792458000000♠299.792.458
detik. Akibatnya, nilai numerik dari c dalam meter per detik sekarang tetap persis dengan definisi meter.
[5]