Kerajaan Ptolemaik (
bahasa Yunani: Πτολεμαϊκὴ βασιλεία)
[1] adalah kerajaan
Hellenistik yang meliputi wilayah
Mesir dan sekitarnya setelah penaklukan oleh
Aleksander Agung pada tahun 332 SM. Kerajaan Ptolemaik berdiri ketika
Ptolemaios I Soter menyatakan dirinya sebagai
Firaun Mesir pada tahun 305 SM dan berakhir pada saat kematian
Kleopatra VII dan
penaklukan oleh Romawi pada tahun 30 SM. Kerajaan ini membentang dari
Suriah selatan di sebelah timur, sampai
Kirene di sebelah barat, dan sampai
Nubia di sebelah selatan. Kerajaan Ptolemaik banyak berperan dalam menyebarkan
peradaban Hellenistik di Mesir.
Alexandria (Iskandariyah) adalah ibu kota Kerajaan Ptolemaik dan merupakan pusat peradaban dan perdagangan
Yunani di Mesir. Untuk memperoleh pengakuan dari penduduk asli Mesir, orang-orang Yunani yang memimpin kerajaan ini menyatakan diri sebagai penerus para Firaun. Banyak dari raja Ptolemaik pada masa selanjutnya yang menyerap tradisi Mesir, di antaranya menikahi saudara kandung mereka sendiri, membuat penggambaran diri mereka pada monumen Mesir dengan pakaian dan gaya Mesir, dan bepartisipasi dalam kehidupan keagamaan Mesir.
[2][3] Kerajaan Ptolemaik ini akhirnya runtuh setelah banyaknya pemberontakan dari penduduk asli, perang dengan bangsa lain, serta perang saudara, yang menyebabkan kerajaan ini diambil alih oleh
Kekaisaran Romawi. Sementara kebudayaan Helenistik sendiri terus berkembang di Mesir sampai
penaklukan oleh Muslim. Periode Kerajaan Ptolemaik di Mesir adalah periode dari
Zaman Hellenistik yang terdokumentasikan paling baik. Banyak naskah papirus yang ditulis oleh orang Yunani dan Mesir ditemukan di sana.
[4]