Istanbul (
/ˌɪstænˈbuːl/ atau
/ˌiːstɑːnˈbuːl/;
[8][9] bahasa Turki: İstanbul
[isˈtanbuɫ] (
simak)), yang dalam sejarah juga dikenal sebagai
Konstantinopel dan
Bizantium, adalah kota terpadat di
Turki yang menjadi pusat perekonomian, budaya, dan sejarah negara tersebut. Istanbul merupakan
kota lintas benua di
Eurasia yang membentang melintasi
Selat Bosporus di antara
Laut Marmara dan
Laut Hitam. Pusat perdagangan dan sejarahnya terletak di sisi
Eropa, sementara sekitar sepertiga penduduknya tinggal di sisi Asia.
[10] Kota ini merupakan pusat pemerintahan dari Munisipalitas Metropolitan Istanbul (berbatasan
[11] dengan
Provinsi Istanbul); keduanya memiliki keseluruhan populasi sekitar 14 juta penduduk.
[4] Istanbul merupakan salah satu
kota yang paling padat penduduknya di dunia, menempati peringkat 6 terbesar di dunia menurut populasi dalam batas kota, dan merupakan
kota terbesar di Eropa.Didirikan dengan nama Bizantium sekitar tahun 660
SM di sebuah tanjung kecil bernama
Sarayburnu, kota ini berkembang sehingga menjadi salah satu kota terpenting dalam sejarah. Setelah pendiriannya kembali dengan nama Konstantinopel pada tahun 330 M, kota ini berfungsi sebagai ibu kota kekaisaran selama hampir 16 abad, yaitu selama
Kekaisaran Romawi dan
Bizantium atau Romawi Timur (330–1204 dan 1261–1453),
Latin (1204–1261), dan
Utsmaniyah atau Ottoman (1453–1922).
[12] Kota ini berperan penting dalam perkembangan
Kekristenan selama zaman Kekaisaran Romawi dan Bizantium sebelum Utsmaniyah
menaklukkannya pada tahun 1453 dan mengubahnya menjadi kubu pertahanan
Islam serta tempat kedudukan
Kesultanan Utsmaniyah.
[13]Posisi strategis Istanbul di
Jalur Sutera yang bersejarah,
[14] jaringan-jaringan kereta menuju Eropa dan Timur Tengah, dan satu-satunya jalur laut antara Laut Hitam dan
Mediterania, telah menghasilkan suatu populasi kosmopolitan meskipun agak berkurang sejak didirikannya Republik Turki pada tahun 1923. Setelah terabaikan karena adanya
ibu kota baru selama
periode antarperang, kota ini memperoleh kembali posisi pentingnya. Populasi kota bertambah sepuluh kali lipat sejak tahun 1950-an setelah para migran dari seluruh
Anatolia pindah ke kota ini dan batas-batas kota diperluas demi menampung mereka.
[15][16] Berbagai festival budaya, film, musik, dan seni diadakan pada akhir abad ke-20 dan tetap diselenggarakan oleh kota ini sampai sekarang, sementara perbaikan infrastruktur telah menghasilkan suatu jaringan transportasi yang kompleks.Sekitar 12,56 juta turis asing berkunjung ke Istanbul pada tahun 2015, lima tahun setelah penetapannya sebagai suatu
Ibukota Kebudayaan Eropa, yang menjadikan kota ini sebagai tujuan wisata paling populer kelima di dunia.
[17] Atraksi utama kota ini adalah pusat sejarahnya, yang sebagian di antaranya terdaftar sebagai
Situs Warisan Dunia UNESCO; pusat hiburan dan budayanya berada di sepanjang pelabuhan alami kota ini, yaitu
Tanduk Emas, di Distrik
Beyoğlu. Dipandang sebagai suatu
kota global,
[18] Istanbul memiliki salah satu perekonomian metropolitan dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
[19] Kota ini menjadi tempat berdirinya kantor pusat dari banyak perusahaan dan media massa Turki serta menyumbang lebih dari seperempat
produk domestik bruto negara tersebut.
[20] Untuk memanfaatkan revitalisasi dan ekspansinya yang cepat, Istanbul mengajukan diri sebagai penyelenggara
Olimpiade Musim Panas sebanyak lima kali dalam waktu dua puluh tahun.
[21]