Gay adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk orang
homoseksual. Istilah ini awalnya digunakan untuk mengungkapkan perasaan "bebas atau tidak terikat", "bahagia", atau "cerah dan menyolok". Kata ini mulai digunakan untuk menyebut homoseksualitas—mungkin—semenjak akhir abad ke-19 M, tetapi menjadi lebih umum pada abad ke-20.
[1] Dalam
bahasa Inggris modern, gay digunakan sebagai
kata sifat dan
kata benda, merujuk pada
orang—terutama
pria gay—dan
aktivitasnya, serta
budaya yang diasosiasikan dengan homoseksualitas. Di Indonesia, dikenal istilah kaum belok sebagai istilah peyorasi untuk merujuk pada
komunitas gay.
[2][3]Pada akhir abad ke-20, istilah gay telah direkomendasikan oleh kelompok-kelompok besar
LGBT dan
paduan gaya penulisan untuk menggambarkan orang-orang yang
tertarik dengan orang lain yang berkelamin sama dengannya.
[4][5] Pada waktu yang hampir bersamaan, penggunaan menurut istilah barunya dan penggunaannya secara
peyorasi menjadi umum pada beberapa bagian dunia. Di
Anglosfer, konotasi ini digunakan kaum muda untuk menyebut "sampah" atau "bodoh" (misalnya pada kalimat: "Hal tersebut sangat gay."). Dalam konteks ini, kata gay tidak memiliki arti homoseksual sehingga bisa digunakan untuk merujuk benda takgerak atau konsepsi abstrak yang tidak disukai. Dalam konteks yang sama, kata gay juga digunakan untuk merujuk kelemahan atau ketakjantanan. Namun, saat digunakan dalam konteks ini, apakah istilah gay masih memiliki konotasi terhadap homoseksualitas, masih diperdebatkan dan dikritik dengan kasar.
[6][7]