Epikuros (
bahasa Yunani Kuno: Ἐπίκουρος, Epíkouros, berarti "sekutu, rekan", lahir tahun 341 SM – meninggal tahun 270 SM) adalah seorang filsuf
Yunani Kuno yang mendirikan sebuah mazhab filsafat yang disebut
epikureanisme. Ia lahir di Pulau
Samos di Yunani dari orang tua yang berasal dari
Athena. Pemikirannya dipengaruhi oleh
Demokritos,
Aristoteles, dan mungkin juga oleh para filsuf beraliran
sinisisme. Epikuros menentang aliran
platonisme yang populer pada masanya dan ia juga mendirikan sekolahnya sendiri yang dijuluki "Kebun" di Athena. Sebagai seorang penulis ulung, ia konon telah menulis banyak sekali karya, tetapi sebagian besar sudah hilang ditelan zaman. Yang tersisa kini hanya tiga surat yang ditulis olehnya (Surat kepada Menoikeus, Pitokles, dan Herodotos) dan dua rangkaian kutipan (Ajaran Pokok dan Pepatah Vatikan), ditambah dengan beberapa penggalan dan kutipan tulisannya yang lain. Ajarannya dicatat dengan baik oleh penulis-penulis dari zaman lain, seperti penyair
Romawi Lucretius dan seorang penulis biografi Yunani yang bernama
Diogenes Laërtius.Bagi Epikuros, tujuan filsafat adalah untuk mewujudkan kehidupan yang tenang dan bahagia berupa perpaduan
ataraxia (ketiadaan ketakutan, kegelisahan, ataupun kecemasan) dan
aponia (ketiadaan rasa sakit), dan juga dengan menjalin persahabatan. Ia mengajarkan bahwa akar dari segala penderitaan adalah penolakan kematian dan kecenderungan manusia untuk membayangkan bahwa kematian itu mengerikan dan menyakitkan. Menurutnya, hal ini telah menimbulkan kecemasan yang tidak perlu. Epikuros sendiri berpandangan bahwa kematian adalah akhir dari tubuh maupun jiwa, sehingga tidak perlu ditakuti. Walaupun Epikuros percaya akan keberadaan para dewa, ia yakin bahwa mereka tidak ikut campur dalam urusan manusia dan juga tidak mengazab ataupun mengaruniai orang berdasarkan tindakan mereka. Epikuros juga mengajarkan bahwa orang tetap perlu berbuat baik kepada sesama, karena jika mereka bertindak jahat, rasa bersalah akan menghantui mereka dan membuat mereka tidak dapat mencapai ataraxia.Epikuros beraliran
empirisisme seperti
Aristoteles. Dalam kata lain, ia percaya bahwa indra adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat diandalkan di dunia. Dalam bidang fisika, ia mendukung gagasan
materialisme seperti
Demokritos. Epikuros mengajarkan bahwa alam semesta itu tidak terbatas dan abadi, dan semua materi terdiri dari partikel-partikel kecil tak terlihat yang disebut
atom. Semua peristiwa di dunia dihasilkan oleh pergerakan atom-atom di ruang kosong. Pemikiran Epikuros mengenai hal ini berbeda dengan Demokritos karena Epikuros juga mengajarkan mengenai
"penyimpangan" atom: atom-atom dapat menyimpang dari arah yang seharusnya dilalui, dan proses inilah yang menghasilkan
kehendak bebas pada diri manusia.Pemikiran Epikuros telah menyebar luas pada
zaman kuno, dan para penganut epikureanisme bahkan mengagumi sosoknya sebagai guru besar, penyelamat, atau dewa. Namun, ajaran Epikuros sudah menuai kontroversi sedari awal, termasuk ketika ia diusir dari Mitilene karena telah membuat resah penduduknya.
Epikureanisme sendiri mencapai puncak kejayaannya pada tahun-tahun terakhir
Republik Romawi, tetapi kemudian aliran ini mengalami kemunduran dan kalah dengan mazhab
stoisisme yang merupakan saingannya. Epikureanisme mati pada zaman kuno akhir ketika
Kekristenan tengah mengalami perkembangan pesat. Ajarannya kembali dikenal pada abad kelima belas berkat penemuan naskah-naskah penting, tetapi epikureanisme baru dapat diterima pada abad ketujuh belas setelah imam Katolik Prancis
Pierre Gassendi membangkitkan kembali gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya. Epikureanisme kemudian memengaruhi gagasan berbagai tokoh penting pada
Abad Pencerahan dan sesudahnya, seperti
John Locke,
Thomas Jefferson, dan
Karl Marx.