Penghargaan sebagai Pahlawan Diponegoro

Monumen Diponegoro di Medan Merdeka, JakartaMata uang kertas Rp100,00 bergambar Pangeran Diponegoro, diterbitkan tahun 1952 setelah kemerdekaan.

Atas penghormatan terhadap jasa-jasa Diponegoro melawan penjajahan Hindia Belanda, kota-kota besar di Indonesia banyak yang memiliki nama Jalan Pangeran Diponegoro, seperti di Kota Semarang terdapat nama Jalan Pangeran Diponegoro, Stadion Diponegoro, dan Kodam IV/Diponegoro. Selain itu, ada beberapa patung yang dibuat sebagai penghargaan, seperti Patung Diponegoro di Undip Pleburan, Patung Diponegoro di Kodam IV/Diponegoro dan di pintu masuk Undip Tembalang.

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, pemerintah pernah menyelenggarakan Haul Nasional memperingati 100 tahun wafatnya Pangeran Diponegoro pada tanggal 8 Januari 1955, sedangkan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional diperoleh Pangeran Diponegoro pada tanggal 6 November 1973 melalui Keppres No 87/TK/1973.

Penghargaan tertinggi justru diberikan oleh Dunia, pada 21 Juni 2013, UNESCO menetapkan Babad Diponegoro sebagai Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World). Babad Diponegoro merupakan naskah klasik yang dibuat sendiri oleh Pangeran Diponegoro ketika diasingkan di Manado, Sulawesi Utara, pada 1832-1833. Babad ini bercerita mengenai kisah hidup Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Antawirya.[46][47]

Selain itu, untuk mengenang jasa Pangeran Diponegoro dalam memperjuangkan kemerdekaan, didirikanlah Museum Monumen Pangeran Diponegoro atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Sasana Wiratama" di Tegalrejo, Yogyakarta, yang menempati bekas kediaman Pangeran Diponegoro.