Agama Hindu (disebut pula
Hinduisme) merupakan
agama dominan di
Asia Selatan—terutama di
India dan
Nepal—yang mengandung aneka ragam tradisi. Agama ini meliputi berbagai aliran—di antaranya
Saiwa,
Waisnawa, dan
Sakta—serta suatu pandangan luas akan
hukum dan aturan tentang "moralitas sehari-hari" yang berdasar pada
karma,
darma, dan
norma kemasyarakatan. Agama Hindu cenderung seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual, daripada seperangkat keyakinan yang baku dan seragam.
[1]Agama Hindu disebut sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan hingga kini,
[lower-alpha 1] dan
umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma (
Dewanagari: सनातन धर्म),
[lower-alpha 2] artinya "
darma abadi" atau "jalan abadi"
[11] yang melampaui asal mula manusia.
[12] Agama ini menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh umatnya—tanpa memandang
strata,
kasta, atau
sekte—seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri.Para ahli dari
Barat memandang Hinduisme sebagai peleburan atau
sintesis dari berbagai tradisi dan kebudayaan di India, dengan pangkal yang beragam dan tanpa tokoh pendiri. Pangkal-pangkalnya meliputi
Brahmanisme (agama Weda Kuno), agama-agama masa
peradaban lembah Sungai Indus, dan tradisi lokal yang populer. Sintesis tersebut muncul sekitar 500–200 SM, dan tumbuh berdampingan dengan
agama Buddha hingga
abad ke-8. Dari
India Utara, "sintesis Hindu" tersebar ke
selatan, hingga
sebagian Asia Tenggara. Hal itu didukung oleh
Sanskritisasi. Sejak
abad ke-19, di bawah dominansi
kolonialisme Barat serta
Indologi (saat istilah "Hinduisme" mulai dipakai secara luas
[13]), agama Hindu ditegaskan kembali sebagai tempat berhimpunnya aneka tradisi yang
koheren dan
independen. Pemahaman populer tentang agama Hindu digiatkan oleh gerakan
"modernisme Hindu", yang menekankan
mistisisme dan persatuan tradisi Hindu. Ideologi
Hindutva dan
politik Hindu muncul pada
abad ke-20 sebagai kekuatan politis dan jati diri
bangsa India.Praktik keagamaan Hindu meliputi ritus sehari-hari (contohnya
puja [sembahyang] dan pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari tertentu, dan penziarahan. Kaum petapa yang disebut
sadu (orang suci) memilih untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat Hindu pada umumnya, yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan melaksanakan
tapa brata selama sisa hidupnya demi mencapai
moksa.
Susastra Hindu diklasifikasikan ke dalam dua kelompok:
Sruti (apa yang "terdengar") dan
Smerti (apa yang "diingat"). Susastra tersebut memuat
teologi,
filsafat,
mitologi,
yadnya (
kurban), prosesi ritual, dan bahkan kaidah
arsitektur Hindu.
[14] Kitab-kitab utama di antaranya adalah
Weda,
Upanishad (keduanya tergolong Sruti),
Mahabharata,
Ramayana,
Bhagawadgita,
Purana,
Manusmerti, dan
Agama (semuanya tergolong Smerti).
[14]Dengan penganut sekitar 1 miliar jiwa,
[15] agama Hindu merupakan agama terbesar ketiga di dunia, setelah
Kristen dan
Islam.